"Saya ingat momen salaman itu memang kelihatan betul Om Liem masih sangat menghormati keluarga Soeharto," ujar Metta. Liem pun membalas jabatan itu dengan takzim sambil memandang mereka satu per satu. Mereka lalu menjabat lelaki tua itu dengan erat sambil tersenyum. membisikkan nama-nama mereka. yang berada di samping ayahnya, Anthoni Salim, ketiga putri Soeharto mendatangi Om Liem. Menjelang berakhirnya pesta,
wartawan Indonesia yang juga hadir di ruangan itu di antara pengusaha dan pejabat-pejabat dari Jakarta. "Mereka duduk di dekat keluarga Liem," ujar Metta Dharmasaputra, diberi meja istimewa di antara sekitar 2.500 tamu undangan yang memenuhi The Island Ballroom Hotel Shangri-La. dan Mamiek, Titiek, Tutut, Tiga putri Soeharto, Keluarga Cendana mendapat undangan khusus. sekitar sepuluh tahun lalu, Saat Liem merayakan ulang tahunnya ke-90 di Singapura,
bertahun-tahun setelah Liem “pensiun” dari Grup Salim dan Soeharto lengser dari Istana. Dan hubungan istimewa itu masih berlanjut, Berulang kali Soeharto berpaling kepada sahabatnya itu setiap kali keluarga atau temannya tersandung masalah. memang istimewa. Presiden Indonesia, dan Soeharto, sang konglomerat, Hubungan antara Liem,
Urusan itu beres. Rappaport menggugat pemerintah Indonesia atas tanker-tanker pesanan Pertamina yang tidak dibayar sebesar US$ 1,55 miliar. Soemarlin. Liem pulalah yang diam-diam diutus ke Singapura untuk jadi juru runding bersama Menteri Perdagangan Radius Prawiro dan Menteri Penertiban Aparatur Negara J.B. pada pertengahan 1970-an, Bruce Rappaport, berselisih dengan raja tanker dari Swiss, saat itu bos besar Pertamina, Ketika Ibnu Sutowo,
tapi kadang mendapat tugas untuk menyelesaikan rupa-rupa masalah. plus “mentor” bisnis untuk anak-anak Cendana, Mereka tak cuma jadi “ATM” untuk yayasan-yayasan Soeharto, adalah sahabat lama yang bisa diandalkan Soeharto untuk apa saja. juga Bob Hasan, Liem,
Pak Harto juga banyak memberi kesempatan kepada pengusaha lain," kata Palar dua pekan lalu. bukan hanky-panky. "Dia pebisnis profesional, Liem banyak mendidik orang-orang muda yang kelak menjadi pengusaha besar. mengatakan keistimewaan yang didapatkan Liem karena dekat dengan kekuasaan saat itu tak hanya digunakan untuk kepentingannya sendiri. Palar Batubara, Eks anggota DPR dari Partai Golkar yang juga kawan lama keluarga Salim,
kepada detikX. mantan menteri di Kabinet Soeharto, "Pertemuan di Tapos itu memang khusus menyampaikan pesan kedekatan Pak Harto dengan Om Liem," ujar Akbar, termasuk peranan konglomerat keturunan Tionghoa. sangat peka terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat, menurut mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung, Presiden Soeharto,
Suharto menuding ada yang memanfaatkan hubungan karibnya dengan Liem itu untuk dijadikan “gorengan” politik. maka saya beri petunjuk ini dan itu," kata Suharto sambil tertawa. Dan dia minta saya olang kelja apa yang harus saya lakukan, tapi untuk kepentingan bangsa dan negara. Ini bukan kolusi saya dengan Om Liem, padahal ada tugas tertentu untuknya. "Inilah antara lain yang disorot sebagai monopoli,
dirikan saja," kata Suharto. kalau begitu, Baik, Dia jawab sanggup. kamu sanggup mendirikan pabrik semen? "Maka saya bilang kepada Om Liem, Indonesia tidak akan bisa mandiri. Kalau permintaan investor Amerika tersebut dikabulkan, kebutuhan semen mendesak dan terus meningkat. kata Soeharto, Tapi,
Waktu itu ada Kaiser Cement & Gypsum dari Amerika Serikat yang menyatakan sanggup mendirikan pabrik semen. adik sepupu Soeharto—untuk membangun. dia jugalah yang “menugaskan” Liem bersama kawan-kawannya—termasuk Sudwikatmono, menurut Soeharto, Soal pabrik semen,
kamu dirikan pabrik tepung terigu," ujar Soeharto menceritakan dialognya dengan Liem. kalau begitu, Baiklah, dijawab ada. Apakah kamu punya teman di luar negeri untuk mendukung permodalan?’ Lalu, tapi bangun industri dan industri yang dibutuhkan rakyat sekarang ini adalah pangan. ‘Kamu jangan hanya dagang saja, "Lalu saya bilang, mau kerja tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. yang datang kepadanya minta tugas, kata Presiden Soeharto, Liem sendiri,
untuk lakyat apa yang harus saya lakukan," ujar Soeharto dengan nada berkelakar. saya ini olang kelja, ‘Pak, Dia datang kepada saya dengan suara celat (cadel) mengatakan, Dia pengusaha yang saya kenal sejak di Semarang. "Bogasari dibangun pada tahun 1970-an oleh orang bernama Om Liem.
Dua perusahaan ini memang banyak menikmati keistimewaan dari pemerintah. disorot sebagai perusahaan yang banyak menikmati fasilitas dari pemerintah. PT Bogasari Flour Mills dan PT Indocement Tunggal Perkasa, Saat itu dua perusahaan besar yang berada dalam naungan Grup Salim,
pendiri konglomerasi Grup Salim. Terutama soal kedekatannya dengan taipan Sudono Salim alias Liem Sioe Liong, Orang terkuat di Indonesia tersebut khusus berbicara soal kolusi dan monopoli yang makin santer diributkan segelintir politikus. Presiden Soeharto secara khusus mengundang mereka ke lahan peternakannya. riuh oleh kedatangan sekitar 150 orang peserta Musyawarah Nasional Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia III. Bogor, Tapos, rumah model joglo di Peternakan Tri-S, Pada 24 September 1995,
Mohamad “Bob” Hasan. Majalah ini dimiliki oleh sahabat lamanya, pada 2007. dalam satu wawancara langka dengan majalah Gatra, nyatanya saya tidak korupsi,” kata Soeharto, Biarken saja disangka korupsi, Biarken ngomong pating celomet. “Biarken saja dituduh korupsi….
dia pakai untuk menolong orang. menurut Soeharto, Semua duit yang dikumpulkan di yayasan-yayasan, Bisa dibilang hidupnya sangat sederhana. dia tinggal sendiri di rumah lamanya di Jalan Cendana. Setelah turun dari kekuasaan, Pak Harto tetap meyakini bahwa dia tak korupsi. Sampai akhir hidupnya,
dan Freeport Indonesia lewat PT Nusantara Ampera Bakti (Nusamba). Astra International, Sigit juga pernah punya saham di perusahaan otomotif terbesar di negeri ini, sobat lama bapaknya, Bersama Bob Hasan, BCA. punya saham lumayan besar di bank swasta terbesar di Indonesia kala itu, Sigit, Mbak Tutut dan adiknya, Atas “kemurahan hati” Liem Sioe Liong pula, Kedua proyek besar ini gagal total. pernah terlibat proyek mobil nasional dan tata niaga cengkeh. misalnya, Tommy, juga kerabat Cendana lain. Nyaris di semua jenis usaha ada jejak “Toshiba”,
terbahak. Maka belilah Toshiba,” kata Moerdiono, Kalian ingin dapat kontrak dari pemerintah? dan Bambang. Sigit, Siti, saya tidak tahu.’ Toshiba adalah singkatan dari Tommy, Pak, ‘Tidak, ‘Tahukah kamu artinya Toshiba.’ Aku jawab, Pak Harto bertanya kepadaku, “Suatu kali,
dia mengutip penjelasan Soeharto soal bisnis anak-anak dan keluarga bosnya yang ada di mana-mana itu. Dengan nada bercanda, “Pak Harto tahu banyak kritik soal bisnis anak-anaknya,” kata Moerdiono.
yang biasa disapa Mamiek. dan Siti Hutami Endang Adiningsih, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek, Hutomo “Tommy” Mandala Putra, Bambang Trihatmodjo, Sigit Harjojudanto, soal kritik terhadap rupa-rupa bisnis anak-anak Presiden Soeharto: Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut, yang selalu bermuka kuyu itu, Menteri-Sekretaris Negara, wartawan majalah Far Eastern Economic Review bertanya kepada Moerdiono, Bertahun-tahun lalu,
semua boleh,” Try Sutrisno mengutip kata-kata Presiden Soeharto. atau pengusaha, pegawai negeri, Mau jadi tentara, Kan tidak ada larangan itu. saya tak mau jadi presiden. Kalau ada, apakah ada aturan atau undang-undang yang melarang anak pejabat berbisnis? “Try,
Wakil Presiden Try Sutrisno pernah bercerita soal perbincangannya dengan Soeharto mengenai gurita bisnis anak-anak Cendana. Kepada wartawan senior Salim Said, Atas nama “merawat” keluarga inilah dia memberikan “kesempatan” seluas-luasnya kepada keluarganya untuk memanfaatkan pengaruh kekuasaannya.
karena kita sudah banyak berbuat untuk bangsa dan negara.” ”Tanggung jawab utama kita sekarang adalah merawat keluarga kita, Soeharto berpidato soal apa yang jadi perhatiannya, Ketika memperingati Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta pada awal 1990-an, Sikap Soeharto soal korupsi dan konflik kepentingan memang tak pernah benar-benar hitam atau putih.
Biarken saja disangka korupsi.” Biarken ngomong pating celomet. Biarken saja dituduh korupsi….
“Bisnis” itu terus berlanjut hingga dia jadi orang nomor satu di negeri ini selama 32 tahun. Sedangkan anggaran dari Jakarta sangat tipis. prajurit-prajuritnya tak cuma butuh makan. Soeharto paham, demikian pula setelah menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Sebagai komandan tentara sejak masih Panglima Divisi Diponegoro di Semarang, Soeharto sudah lama kenal “uang” dan “bisnis”. Jauh sebelum berkuasa di Istana,
sepakat dengan pendapat Harry Tjan. apa boleh buat, Sultan, tak ada tokoh lain kala itu yang dipandang siap mengambil alih kekuasaan dari Bung Karno kecuali Jenderal Soeharto. kata Harry Tjan, Yang jadi soal, tapi tak jelas pertanggungjawabannya. Soeharto pernah mendapat tugas menjaga sejumlah gudang penyimpanan barang peninggalan Belanda, Menurut Sultan,
Raja Yogyakarta itu rupanya tak percaya kepada Soeharto. Uang,” kata Sultan soal Soeharto. Kalian tahu apa arti nama dia? “Kalian yakin dengan pilihan kalian? Harry Tjan datang bersama Mashuri Saleh—belakangan jadi Menteri Pendidikan—untuk membujuk Sultan supaya mendukung Mayor Jenderal Soeharto.
Pembunuhan para jenderal Angkatan Darat baru lewat dua bulan. Situasi Jakarta kala itu masih sangat panas. pada akhir 1965. saat itu Menteri Ekonomi, dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Harry Tjan Silalahi, Jusuf Wanandi menulis soal pertemuan sobatnya sesama aktivis pemuda Katolik, 1965-1998, Dalam biografinya Shades of Grey: A Political Memoir of Modern Indonesia,
Source: detikcom
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.