menuntut perhatian orang yang lalu lalang. bagaikan seniman tak laku berteriak di pinggir pasar, penggunannya benar-benar menyedihkan karena semua orang seakan-akan berlomba mengemas kata-kata senorak mungkin, dalam industri media saat ini, Sayang, menggunakan sistem Breaking News. Melodrama dalam sepakbola tetap bisa kita kemas menjadi kabar yang dramatis, Dipakai hanya pada waktu yang pas dan benar-benar tepat. Ada upaya menjaga momentum. Breaking News yang baik laiknya pentas teater jempolan.
tapi lama-lama ya eneg lah. bikin kita tertarik mengikuti, Awalnya mengejutkan, tapi setiap setengah jam tokoh penting di cerita ditusuk matanya pakai pisau. Bayangkan kita menonton pentas drama King Lear, Apalagi untuk topik sepakbola. Seharusnya semua media belajar betapa mustahilnya memasang breaking news setiap hari.
itulah indikator sejati matinya breaking news dalam perbincangan dunia maya. Bila seorang penggemar berat sepakbola lebih memilih pergi pipis ke toilet ketika membaca di linimasanya ada akun memasang tagar 'BREAKING',
adalah upaya yang maha berat. kita tahu, mengembalikan antusiasme, Di masa Internet seperti sekarang, Antusiasme itu hilang. Netizen lambat laun tidak peduli lagi ketika ada akun berita menampilkan informasi yang sifatnya breaking news. penggunaan ngawur breaking news merugikan budaya informasi di Internet. Tapi jangan salah, atau jurnalisme sepakbola. Semua hal buruk itu sekilas cuma merugikan perkembangan jurnalisme olahraga,
lama-lama pembaca pasti mual. Jika hal sepenting ini terlalu sering didominasi isu, Transfer pemain adalah denyut nadi jurnalisme sepakbola. ngapain juga diberi embel-embel Breaking News. dan kita cuma bergosip, Kalau belum ada, Kepindahan pemain ke klub lain baru punya nilai jika transfer dan kesepakatan sudah diteken kedua belah pihak. Bicara soal perkembangan rumor juga bukan breaking news sungguhan.
bahkan kabar perkembangannya juga masih tidak layak disebut berita. Informasi sampah seperti ini bukan breaking news, seakan-akan si pemain menghadapi situasi hidup mati. sebuah akun situs olahraga mengabarkan rumor transfer, Sementara di sosmed, menikmati hari. kemudian beranjak mengendarai lamborghini-nya, Si atlet sedang asyik sarapan sereal, tidak menandakan apapun. kalau ditilik, Banjir rumor kepindahan pemain pun,
Apalagi jika memang si pemain tidak sedang diincar klub tertentu dan musim belum juga masuk masa transfer. Tidak ada berita. ya artinya tidak ada yang terjadi. ketika kontrak memang masih panjang, Seorang atlet yang memilih bertahan di klub lamanya, semua kaidah penggunaan breaking news seakan-akan diabaikan. Dalam hal jurnalisme sepakbola,
'breaking' masih layak dipakai informasi yang eksklusif atau sangat menarik tentang topik-topik tertentu. Kalaupun bukan jenis kabar semacam itu, artinya orang diminta menyiapkan otaknya menerima informasi maha penting yang baru saja terjadi; informasi yang berkaitan dengan kemaslahatan bersama. Saat admin akun twitter sampai perlu menulis 'BREAKING', dan kemudian mencapai tahap memuakkan. membingungkan, Pemakaian tagar itu menjemukan, Alasan saya keberatan melihat penggunaan istilah 'Breaking News' yang serampangan ini sederhana saja.
hingga kaos kaki yang dikenakan oleh Mesut Ozil. karakter Power Ranger terfavorit Dele Alli, BREAKING bisa dipakai ketika kita membahas menu sarapan Wayne Rooney, Banyak akun medsos khusus mengulas isu-isu sepakbola menghadirkan omong kosong serupa. Sky bukan satu-satunya media olahraga yang merusak konsep breaking news.
sampai ada yang menjadikannya bahan lelucon. follower Sky Sports menyadari betapa kurang tepat konsep tagar #BREAKING yang mereka pakai, Bahkan, tapi intinya begitulah). di linimasa mereka sudah muncul 10 postingan yang semuanya diberi embel-embel 'BREAKING' (istilahnya tak persis sama, Ketika saya beberapa menit mulai menulis artikel ini, Persoalan yang saya maksud akan kentara sekali. Coba kita simak linimasa akun twitter Sky Sports.
maka format breaking news pada pembaca kehilangan fungsinya. lalu perang kecepatan menyajikan informasi secepat-cepatnya tentang sepakbola (yang tidak bergizi sama sekali), Ketika semua media berebut traffic, jurnalisme sepakbola global telah membabat potensinya menarik perhatian publik terhadap isu-isu tertentu. Dengan semua polah tersebut, Subtansi informasi adalah urusan kesekian. sebuah pertandingan. termasuk tekel pertama, Mereka semua mendaku sebagai yang pertama mengabarkan gosip transfer pemain atau perkembangan kecil, Liga ini memaksa banyak kantor berita bertarung menyajikan informasi terbaru demi memikat pembaca. yang sangat terobsesi pada drama. Ambil contoh Premier League di Inggris,
Tapi informasi tentang sepakbola yang bisa dipahami manusia tentunya terbatas. Sepakbola memang topik yang bisa menjangkau miliaran orang di seluruh dunia. kalau boleh jujur kita harus mengakui Internet memicu saturasi data berkualitas. Saat membahas kabar yang berseliweran di media sosial tentang sepakbola,
Source: VICE
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.