™ Peneliti Korea Ciptakan Robot Modular untuk Misi Luar Angkasa

Jannet 14.21
Peneliti Korea Ciptakan Robot Modular untuk Misi Luar Angkasa
Para periset berharap teknik ini dapat digunakan pada robot serta bisa berguna untuk membuat berbagai desain dan fungsi robot yang lebih luas.

Mengirimkan manusia ke luar angkasa sudah menjadi hal yang lumrah dalam dunia antariksa, tapi bagaimana dengan robot? Apakah robot bisa menggantikan peran manusia untuk melakukan eksplorasi di luar angkasa?

Praktik mengandalkan robot sebenarnya lazim dalam dunia fantasi. Tengoklah film Transformers: The Last Knight yang sedang tayang di Indonesia. Sebuah adegan memperlihatkan robot Optimus Prime sedang terbang di luar angkasa dengan membawa bom (seed).

Boleh jadi, robot di luar angkasa akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat. Peneliti asal Korea Selatan dikabarkan telah menciptakan sebuah robot yang terbuat dari bahan lembut dan mudah dipasang (deployable).

Diberitakan International Business Times pekan lalu (22/6/2017), robot ini bisa bergerak tanpa bantuan motor atau komponen mekanis lainnya. Ia bergerak saat kabel-kabel di bagian kerangka dan kaki dialiri listrik.

Peneliti bernama Wei Wang bersama tim dari Seoul National University dan Sungkyunkwan University, Korea Selatan, mengatakan robot ini mudah dipasang dan dikonfigurasi ulang ke dalam berbagai macam bentuk. Ia akan sangat berguna dalam misi luar angkasa dan explorasi di dasar laut.

Robot bernama DeployBot itu dirakit dengan delapan modul; empat untuk bagian tubuh dan masing-masing sisanya untuk keempat kaki.

DeployBot menjadi sebuah robot modular yang mampu bergerak tanpa motor atau pemicu mekanis lainnya. Dalam demonstrasi, DeployBot bisa berjalan dengan dua gaya berbeda; gaya bergelombang dan gaya beraturan seperti gerakan binatang berkaki empat.

Mashabel menyebut robot ini bisa dianggap dalam kalangan invertebrata (tanpa tulang belakang). Artinya ia berbeda dengan robot yang punya motor sebagai tulang punggung (vertebrata).

Untuk sementara robot ini hanya bisa bergerak lambat, cuma mampu mencapai jarak 2 meter dalam satu jam. butuh 21 langkah untuk membentuk sudut 90 derajat.
Saat membelok pun lambat,

Meski lamban, DeployBot punya sejumlah keuntungan. Lagi pula misi luar angkasa tidak mementingkan kecepatan, melainkan fungsi serba guna.

Robot ini punya daya tahan dan keandalan. Bobotnya yang ringan juga memudahkan kegiatan transportasi, biaya pembuatannya pun murah, dan relatif mudah dioperasikan.

Para peneliti juga telah menguji robot ini untuk eksplorasi di bawah air atau permukaan berpasir di dalam tangki air. Para peneliti menggunakan hukum Archimedes.

Sung-hoon Ahn, salah seorang anggota tim peneliti dari Seoul National University, mengatakan salah satu keunggulan robot modular ini adalah keandalannya di berbagai lingkungan karena tak punya sistem mekakis seperti motor atau roda gigi.

"Jadi, misalnya harus disegel (sealed) dan dilumasi seperti dalam sistem mekanis di lingkungan air atau luar angkasa bukan lagi persoalan bagi robot cerdas ini," ujar Sung-Hoon kepada Phys (19/6).
masalah yang biasa dihadapi robot berbasis motor,

Para peneliti berharap teknik ini dapat digunakan pada robot lain serta bisa berguna untuk membuat berbagai desain dan fungsi robot yang lebih luas.

Wacana memanfaatkan robot untuk menggantikan peran manusia di luar angkasa. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tahun lalu juga memiliki rencana untuk menggantikan manusia dalam misi antariksa dengan membuat robot humanoid untuk menjelajah ruang angkasa.

Langkah ini demi tujuan utama misi ke Mars pada 2030. Robot humaniod diharapkan dapat membuka jalan bagi manusia untuk mulai menjelajahi wilayah di luar angkasa yang belum terjangkau, termasuk menguji kondisi perjalanannya.


Source: Beritagar.id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.