Lifestyle : Dinamika Menelusuri Silsilah Para Habib

Jannet 07.29
Dinamika Menelusuri Silsilah Para Habib

menjadi panggilan supaya lebih terdengar akrab,” ujar Habib Zein.  “Sekarang titel habib itu mengalami degradasi,

seorang habib sudah pasti seorang Sayyid. sebaliknya, Namun, dan tidak setiap Alawiyah—dengan validasi oleh Rabithah maupun Naqobatul—adalah seorang habib. tidak setiap keturunan Hadramaut ialah keturunan Nabi, ketua umum Rabithah Alawiyah, Dalam pernyataan Habib Zein bin Umar bin Smit,

usaha ini belum cukup ampuh; ia tidak seketika menghapus habib-habib palsu.  Tetapi, Dua lembaga ini sebenarnya telah mengeluarkan surat teguran kepada "para oknum" yang berusaha ingin merusak keturunan Alawiyin.

dan qabail," kata Khalid. masaikh, mana yang Alawiyin, kita sudah tahu semua, Kalau dari kabilah, Dia Arab saja sama kayak Bafadal atau Al Khatib. tapi bukan dari Alawiyin. "Habib Bamukmin—ini Arab dari Hadramaut,

Selain itu ada juga yang keturunan Arab dari Hadramaut tetapi bukan keturunan Alawiyin."  tetapi mereka berdua bukan keturunan Alawiyin. Fam Baasyir dan Bahar itu keturunan Alawiyin, Anisa Bahar. Misalnya Arumi Baasyir, "Ada yang sekadar nama. Khalid mencontohkan,

tidak kasat mata.  Ia sesuatu yang tersembunyi, Ini ukuran yang menjelaskan sifat dan keteladanan. punya akhlak mulia. Seorang habib harus punya ilmu yang biak, sebab batasannya lebih dari sekadar marga Alawiyin. Memberantas habib palsu ini terkadang sulit,

kita tidak mengetahui lagi kegiatan ini masih aktif atau enggak." Setelah itu, akhirnya kita tidak memberikan lagi tempat rapat di kantor. karena ada isu yang berkembang bahwa kita merusak citra (Alawiyin), Tetapi, "Mereka membuat rapat di tempat kita. "Dulu sempat ada tim berantas habib palsu di media sosial," kata Khalid.

Ini untuk menghindari citra buruk bagi keturunan Alawiyin.  yang lantas dilanjutkan dengan mengecek asal-usulnya. Penerbitan surat itu atas permintaan atau pelaporan seorang habib, pengurus Naqobatul juga telah mengeluarkan sepuluh surat pemberitahuan terhadap orang yang bukan habib sejak 2001 hingga 2016. Tak hanya itu,

"Akhirnya kita keluarin pada 2002," ujarnya.  tapi lama kelamaan Alawiyin Jakarta meminta Naqobatul mengeluarkan buku Nasab. pada awalnya Naqobatul hanya mengawasi keturunan Alawiyin, Ia menjelaskan,

dan pendidikan. kesejahteraan, ia juga fokus pada program sosial, Sementara Rabithah Alawiyin lebih luas: selain mengurus soal nasab, verifikasi hingga mengeluarkan buku. Perbedaannya antara kedua lembaga ini: Naqobatul hanya fokus dengan nasab, 13 Januari lalu. Jakarta, "Tujuan dibentuknya untuk menjaga nasab Alawiyin," kata Khalid ditemui di kantornya,

ujarnya. ada juga mengadu domba antara Alawiyin satu dengan lain, gelar habib "banyak disalahgunakan oleh pihak tak bertanggungjawab untuk kepentingan pribadi." Contohnya mencari massa majelis taklim, kata Khalid, Sebab, Lembaga yang berdiri pada 2001 itu awalnya hanya mendukung pengawasan keturunan habib.

baik nasional maupun luar negeri. mengatakan sejak 2002 hingga kini sudah 1.800 buku nasab diterbitkan, staf pengurus Naqobatul, Khalid bin Hamid Al Haddad, tetapi buku nasab dari lembaga lain tetap keluar. Maklumat sudah diterbitkan,

Isinya: "Maktab Daimi adalah badan otonom di bawah Rabithah Alawiyah sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menangani masalah nasab Alawiyin." Maklumat tersebut diteken oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Rabithah Alawiyah Habib Zen bin Umar bin Smith pada 8 Oktober 2009. Ia ditegaskan lewat anggaran dasar Rabithah Alawiyah pasal 17 ayat 1.

Rabithah Alawiyah Jakarta Pusat." Maklumat ini dikirim kepada seluruh Habaib/Alawiyin bahwa "lembaga satu-satunya yang sah mengurus dan mengesahkan serta menerbitkan buku silsilah nasab Alawiyin adalah Maktab Daimi, Munculnya Naqobatul bikin Rabitah menerbitkan maklumat Maktab Daimi Rabithah Alawiyah pada 2009.

Dinamika Menelusuri Silsilah Para Habib

ia enggan bercerita lebih lanjut.  Namun, membenarkan pernah bekerja di Rabithah Alawiyah bagian nasab dan keluar dari lembaga tersebut. Al-Habib Zainal Abidin bin Segaf Assegaf, Ketua Naqobatul Asyrof Al-Kubro, Saat dikonfirmasi,

10 Januari lalu Jakarta, Akhirnya yang benar mana?" kata Abdurrahman saat saya temui di Makam Habib Cikini, Jadi buat nasab bayangan. lalu dianggap dia paling bersih sehingga bikin lagi. "Buat kontrol awalnya,

ujarnya. tetapi secara tidak sadar justru akan membuat orang tidak percaya buku nasab Rabithah, Niat lembaga ini baik untuk membersihkan habib palsu,

dan jangan ganti kendaraan. harusnya cukup Rabithah saja, khawatir bahwa dua lembaga mengeluarkan nasab "lama-lama bikin orang enggak percaya sama buku pemeliharaan silsilah Alawiyah." Ia bilang, pengurus Yayasan Makam Habib Cikini, 64 tahun, Abdurrahman Al Habsyi, Dua lembaga yang mengurus Alawiyin ini bukannya tanpa konsekuensi.

dan silsilah Alawiyin," tetapi kemudian mulai mengeluarkan buku nasab sendiri. penelitian sejarah, Assegaf mendirikan lembaga ini untuk "mengantisipasi serta memperluas jangkauan ilmu nasab." Peran lembaga ini semula pada "pemeliharaan,

yang pernah bekerja di Rabithah sebagai tim nasab dari 1991 sampai 1998.  Ia diketuai oleh Al-Habib Zainal Abidin bin Sagaf Assegaf, Namanya Naqobatul Asyrof Al-Kubro. ada lembaga baru yang juga berperan memelihara keturunan Alawiyin. dalam perkembangannya sejak 2001, meski telah ada organisasi macam Rabithah yang menguji validasi apakah seseorang sayyid dan habib, Menariknya,

Keputusan rapat Rabithah Pusat pada 3 Maret 2012 menyatakan bahwa orang ini bukan keturunan Alawiyin dan seketika bukan habib. Tokoh itu Habib Said Ismail Al Balghaits. di Kalimantan Tengah ada laporan salah satu tokoh di sana yang mengklaim fam Al Balghaits dan menyebut dirinya habib. pada 2012, Tak hanya itu,

Ahmad Muhammad al-Attas. Rabithah Alawiyah, Surat itu ditandatangani oleh Ketua Maktab Daimi, Informasi ini diperoleh Rabithah Pusat dari Rabithah cabang Ambon yang didukung delapan sesepuh habib di Ambon.

Pulau Ambon.  Kecamatan Salahutu, Laporan surat yang sama menyebutkan bahwa nama asli Habib Abdurrahman itu adalah Anshori (Ris) bin Ismail bin Abdullah Hamid Umar Rella yang berasal dari Desa Tulehu,

Dalam surat itu dijelaskan bahwa Habib Abdurrahman Assegaf (alias) Habib Abdurrahman bin Syech Abu Bakar (Ketua Front Umat Islam Parung/ Pimpinan Majelis Zikir dan Ratib) bukan termasuk dalam fam Assegaf ataupun fam bin Syech Abu Bakar dan bukan termasuk golongan Alawiyin.  Rabithah Pusat mengirim surat kepada Rabithah cabang Makassar. Pada 12 September 2009, Ini untuk menjauhkan citra buruk dari keturunan Alawiyin. Pencekalan habib palsu sudah dilakukan jauh-jauh hari.

Memberantas Habib Palsu

terlebih habib. Rabithah Alawiyah langsung mengeluarkan surat kepada kantor cabang di daerah bila kedapatan ada orang yang mengaku sayyid, dalam beberapa kasus, Hasil penelusuran reporter Tirto, Pihaknya mengklaim tak berani membuat seseorang menjadi sayyid (keturunan Rasulullah) atau menolak mengeluarkan buku nasab dari orang yang bukan sayyid.

kita tidak bisa kasih karena silsilahnya terputus dan tidak ketemu." "Kadang ada orang meminta pengajuan nasab, karena data kita terbatas," kata Habib Zein. kami tidak bisa bilang apa-apa, Tetapi kalau tidak ketemu, itu biasanya yang keempat ketemu. “Kalau sudah dirunut (silsilah keluarga di atasnya) sampai tiga,

Jika terbukti validitasnya maka Rabithah akan mengeluarkan buku tersebut.  dan membawa saksi. mengisi formulir, ia harus bisa menyebutkan tiga fam atau marga di atasnya, Metodenya, Setiap orang berhak memohon kartu identitas atau buku silsilah nasab Alawiyin setelah diuji kebenarannya. kita harus mendatangi Rabithah. Untuk mengetahui seseorang keturunan Alawiyin,

jumlah marga keturunan Nabi lebih kecil dibanding marga Arab lain. Artinya, Sementara ada 239 marga di Indonesia yang tidak termasuk keturunan Alawiyin. termasuk 68 marga atau kabilah (kaum dari satu ayah) yang ada di Indonesia. berdasarkan pendataan tahun 1932-1940, Jumlah ini, Kini diperkirakan jumlah keturuan Hadramaut antara 500 ribu – 1,5 juta di Indonesia. Pendataan pertama keturunan alawiyin pada 1932.

Ahmad al-Muhajir yang kelak keturunannya pergi dan kawin-mawin ke Asia Tenggara. putri Rasulullah. generasi ke-8 dari Sayyidina Ali dan Fatimah az-Zahra, sebuah lembah di Yaman Selatan, Alawiyin ialah sebutan untuk keturunan Ahmad al Muhajir dari Hadramaut, 7 Januari lalu. Sabtu, ketua umum Rabhitah Alawiyah, Kita berkiprah bukan hanya untuk keluarga (keturunan Alawiyin) saja tetapi untuk negara,” kata Habib Zein bin Umar bin Smith, Masuk ke Indonesia itu asal-usulnya tidak tercerai-berai. “Rabithah Alawiyah dibentuk untuk merawat keturunan kita.

Sekretaris Pemerintahan Belanda. Erdbrink, ditandatangi oleh GR. 66 tanggal 16 Januari 1928, Van Ophuijsen No. A.H. dengan akta notaris Mr. Organisasi ini resmi berdiri pada 27 Desember 1928, Rabithah Alawiyah ialah organisasi yang menghimpun kaum alawiyin di Nusantara.

Gedung beralamat di Jalan TB Simatupang No 7A itu diresmikan pada 2 Januari 2010 dengan nama Rabithah Alawiyah.  dan sebelah kanan ada kios tambal ban. Di sebelah kiri gedung terdapat bengkel sepeda motor, tirto.id - Gedung berlantai lima itu mencolok di antara gedung lain.


Source: tirto.id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.