Perayaan Imlek selalu jadi momen yang ditunggu-tunggu masyarakat Tionghoa. Dan yang perlu kamu tahu, kendati dirayakan dalam napas yang sama, ternyata suasana Imlek di Indonesia dan Tiongkok sedikit banyak berbeda. Perbedaan mendasar itu terletak pada menu yang terhidang di atas meja makan. Untuk lebih jelasnya, simak bahasan berikut!
Jumlah Makanan yang Dihidangkan 1.
Salah satu perbedaan yang paling mencolok antara perayaan Tahun Baru Cina di Tiongkok dan di Indonesia adalah jumlah makanan yang dihidangkan. Di Tiongkok, biasanya ada 30 jenis makanan, sementara di Indonesia, menu utama Imlek biasanya hanya berjumlah 13 jenis saja.
Indonesia yang Dominan Manis 2.
Di Indonesia, sajian menu Imlek biasanya didominasi oleh makanan manis. Sedangkan di Tiongkok sana, menu-menu Imlek justru cenderung gurih dan asin.
Hal yang mudah dipahami, sebab etnis Tionghoa di Indonesia sudah melakukan proses akulturasi yang cukup lama dengan masyarakat lokal.
Contoh paling nyata adalah menu Ayam Oh. Di Negeri Tirai Bambu, menu ini punya rasa asin, sebab kecap yang digunakan di sana adalah kecap ikan yang memang punya cita rasa asin. Sedangkan di Indonesia, menu Ayam Oh dibuat dengan kecap manis. Contoh lain adalah kehadiran lepis legit. Lapis legit jelas bukan berasal dari Tiongkok. Makanan yang punya rasa manis ini sebenarnya berasal dari Belanda.
Ada juga kehadiran menu pindang bandeng. Tanpa adanya proses akulturasi dari etnis Tionghoa Peranakan, pasti menu-menu demikian tak akan pernah “meramaikan” perayaan Imlek di Indonesia.
Tak Sedikit yang Menjaga Tradisi Leluhur 3.
Menurut William Wongso, pakar kuliner masakan Tiongkok, meski sudah mengalami proses akulturasi, namun tak jarang juga keluarga etnis Tiongkok yang menyajikan menu Imlek seperti di negeri nenek moyangnya.
Usaha menjaga tradisi leluhur ini juga dibuktikan dengan lahirnya lontong Cap Go Meh (dengan cita rasa gurih dan asin) dan merupakan hasil akulturasi etnis Tionghoa dengan Muslim Jawa di pesisir Pantai Utara Jawa.
Namun, dari situ kita juga tahu, meski melakukan akulturasi budaya, etnis Tionghoa ingin memelihara warisan kuliner leluhur yang punya citarasa asin. Bukti lainnya adalah, dengan tetap menghadirkan bakpao babi yang memang punya rasa asin gurih dalam setiap perayaan Imlek.
Mengeliminir Alkhohol 4.
Perbedaan lainnya adalah keberadaan minuman beralkhohol. Di Tiongkok sana, perayaan Imlek sangat lekat dengan minuman beralkhohol. Sedangkan di Indonesia, minuman beralkhohol diganti dengan sirup Le Le.
Sirip Ikan Hiu yang Diganti Sup Sarang Walet 5.
Lantaran hiu merupakan salah satu hewan yang dilindungi, menu sup sirip ikan hiu kemudian diganti dengan sup sarang burung walet. Bahkan, karena di Tiongkok keberadaan sarang burung walet sangat jarang, tak sedikit pula sarang burung walet yang diekspor ke sana untuk memenuhi kebutuhan sajian perayaan Imlek.
Source: Qraved
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.