dan berinovasi,” pungkasnya. berkembang, dan masyarakat secara keseluruhan—jika kita ingin berubah, organisasi, kita membutuhkan keragaman itu—dalam tim, “Dengan demikian,
Akhirnya toh ia akan menghasilkan keuntungan.” Agar otot ANda tumbuh. anggap saja latihan. Jika ada rasa sakit dalam gesekan dalam keragaman itu, mendorong pertimbangan alternatif bahkan sebelum interaksi antar orang berlangsung. “Ia mempromosikan kerja keras dan kreativitas, “Beginilah keragaman bekerja,” kata Katherine.
Bagai katak dalam tempurung. Apalagi saat ia keluar dari zona nyamannya dan bertemu dengan orang dari beragam latar belakang. terutama di ranah akademik. akan membuat seseorang cenderung stagnan dan susah maju, dalam pandangan Katherine, Homogenitas,
bukan kutukan. Katherine di akhir tulisannya bahkan menambahkan “grup exercise” untuk diaplikasikan dalam forum agar keragaman itu menjadi rahmat, juga memiliki manfaat pragmatis alih-alih hanya jargon kenegaraan semata. selain tak bisa ditolak keadaannya, maka peserta didik itu akan tumbuh sebagai manusia yang paham bahwa keragaman, Katherine membayangkan jika pemahaman ini dipahami oleh pengajar generasi muda di mana pun berada dan kemudian menyebarkannya pada peserta didik,
Ini membantu dalam menghasilkan keputusan yang lebih sesuai dengan prinsip keadilan. Dalam sebuah eksperimen menunjukkan bahwa kelompok beranggotakan ras yang beragam memiliki pertukaran informasi yang lebih luas selama musyawarah tentang kasus kekerasan seksual dibandingkan kelompok yang anggotanya kulit putih semua. Contohnya pada studi tentang pengambilan keputusan juri dari Samuel Sommers dari Tufts University di tahun 2006.
Ini berefek pada perubahan sikap menjadi lebih bijak dan berempati. Yakni menyadarkan serta memberi kepercayaan pada orang-orang yang bersangkutan bahwa rekan-rekan dengan warna kulit hingga gender yang berbeda itu memiliki cara pandang yang berbeda. Katherine menegaskan bahwa sesederhana menyusun sebuah kelompok atau susunan struktur dalam organisasi atau perusahaan dengan resep keragaman saja memiliki manfaat positif.
pun merefleksikan keragaman intelektual. Mereka membawa lebih banyak referensi, para penulis dalam kelompok yang beragam itu juga terdiri dari latar belakang geografis dan disiplin yang lebih beragam. Lebih lanjut, ditemukan bahwa karya-karya yang dikerjakan dalam kolaborasi ilmuwan antar-etnis lebih menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian dengan tema serupa selanjutnya. ekonom Harvard dan kandidat PhD itu, Dalam penelitian yang berkolaborasi dengan Wei Huang,
tulisan yang dihasilkan oleh kelompok dengan anggotanya yang beragam secara etnis memiliki kutipan sumber yang lebih banyak dan dampak ilmiah yang lebih besar ketimbang karya dari kelompok dengan anggota yang homogen atau berasal dari satu ras yang sama. Hasilnya, yang meneliti identitas etnis dari 1,5 juta penulis karya ilmiah terbitan tahun 1985-2008. profesor ekonomi di Harvard University, Katherine memaparkan karya Richard Freeman,
memberikan kesimpulan serupa: keragaman membantu memberikan output dengan nilai yang lebih tinggi. semisal kumpulan peserta didik di ruang akademik, Katherine kemudian menunjukkan bahwa riset dengan subjek penelitian grup yang lebih kecil, ada yang kemudian meragukan apakah peningkatan inovasi perusahaan berasal dari faktor keragaman yang ada di dalamnya. Dalam kesimpulan yang memakai big data dan berasal tumpukan riset beberapa dekade belakangan,
Gagasan Cemerlang
peningkatan keragaman ras pada karyawannya berbanding lurus dengan kinerja keuangan yang ikut meningkat. Untuk bank yang berfokus pada inovasi, dan tekanan dari presiden bank dalam hal inovasi. keragaman ras karyawannya, Ia kemudian menganalisis silang performa finansial perusahaan, menyurvei pemimpin dari 177 bank nasional di AS. profesor manajemen di Unverity od Texas di Dallas, Orlando Richard, Dalam studi tahun 2003, Perbedaan rasial pun akan membawa manfaat serupa.
“keterwakilan perempuan di manajemen puncak mengarah ke peningkatan sebesar $42 juta untuk keuntungan perusahaaan.” Hasilnya, lalu kinerja keuangan perusahaan diteliti. Pertama mereka menganalisis besaran komposisi gender di firma top dari 1992-2006, Katherine mengutip riset profesor ilmu bisnis Cristian Deszo dari University of Maryland dan David Ross dari Columbia University yang telah meneliti dampak dari keragaman gender di 1.500 firma top di Amerika Serikat yang masuk daftar Standard & Poor's.
insinyur perempuan memiliki cara pandang dengan insinyur laki-laki meski berprofesi sama—dan itu adalah hal yang bagus. Misal, Ini menjadi keuntungan sendiri saat kelompok tersebut dihadapkan pada satu tugas bersama yang kompleks. masing-masing akan membawa informasi dan pengalaman yang berbeda. maupun dimensi kehidupan yang berbeda berkumpul dalam satu forum, gender, jika orang-orang yang berasal dari ras, Katanya,
hingga membekali seseorang untuk bersikap lebih bijak saat tumbuh dewasa. memprovokasi lahirnya gagasan-gagasan baru, keragaman melahirkan kreativitas dan innvasi, Berdasarkan riset yang ia kumpulkan, Katherine berkesimpulan kita memang memerlukan keragaman itu.
atau justru hanya akan berakhir sebagai legitimasi bagi perpecahan? apakah perbedaan berdasarkan SARA dan gender yang tak bisa terhindarkan itu benar-benar memiliki fungsi bagi kemanusiaan itu sendiri, Ia benar-benar bertanya, dan ahli penguji kualitas”. desainer, Ia tak puas dengan analisis wacana keragaman yang rata-rata menjawab “Anda tak akan bisa membuat mobil tanpa insinyur,
dipaparkan di laman Scientific American. ekonom dan ahli demografi sepanjang beberapa dekade terakhir, sosiolog, psikolog, Dua tahun lalu ia memberikan jawaban atas pertanyaan di atas dengan cara menganalisis kumpulan riset dari para ilmuwan, Phillips adalah pembantu dekan senior di Columbia Bussines School. Katherine W.
Inovasi
apakah ada manfaat praktis dari menjunjung tinggi keragaman dan meminimalisir homogenitas? Namun dalam konteks pendidikan bagi generasi muda, wacana ini berkerja untuk pertama-tama menyadarkan realitas masyarakat bagi seluruh warga negara dan cukup efektif menjadi alat untuk mengurangi gesekan SARA. Di ranah sosial-budaya, Bhinneka Tunggal Ika. negara kerap mempromosikan wacana serupa tentang persatuan dalam keragaman. Lewat ideologi dan mottonya,
bukanlah sesuatu yang patut dipermasalahkan. ujar Zulkifli seperti dipetik Antara, Perbedaan, Namun tak lupa juga bahwa di balik itu juga butuh persatuan yang kokoh. dan sudah semestinya untuk dijaga. Perbedaan budaya adalah kekayaan nasional, Ia mengatakan anak Indonesia harus bangga lahir dan besar di Tanah Air yang memiliki keragaman luar biasa. Ketua MPR RI Zulkifli Hasan angkat bicara dalam peringatan Hari Anak Sedunia pada 20 November 2016 lalu.
Mereka dikuatirkan akan mewariskan konflik di usia dewasa. ada golongan masyarakat yang memperhatikan kondisi sekarang ini bisa berefek ganas: merusak kondisi psikologis anak-anak. Sementara itu, Elit mengkhawatirkan tensi ini akan melahirkan konflik horisontal berdarah. Semuanya berawal dari tensi politik yang sedang memanas di ibukota dan merembet ke banyak daerah dan memecah belah opini masyarakat.
dan masyarakat kembali stabil. Tujuannya satu: agar negara tetap bersatu, dan pengurus organisasi kemasyarakatan berbasis agama juga tak mau ketinggalan untuk menggelar apel kebangsaan hingga doa bersama. di dalam kunjungan kerja disebut-sebut, Beragam acara dihelat dengan melibatkan masyarakat setempat, tirto.id - Belakangan ini sejumlah petinggi negara dan kepala daerah di Indonesia tiba-tiba lebih rajin mendengungkan wacana soal kebhinnekaan bangsa.
Source: tirto.id
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.