Bagi seorang perancang busana, menampilkan citra terbaik dalam setiap karyanya adalah yang terpenting. Maka tak heran jika kebanyakan perancang akan memilih tempat terbaik seperti taman, tempat mewah dan sebagainya untuk membentuk sebuat citra yang indah, mewah, dan megah. Namun, bagaimana jika latar pemotretan busana kelas atas dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)?
Stella McCartney adalah seorang desainer yang menggagas pemotretan busana hasil karyanya di tempat pembuangan sampah tersebut. Stella melakukan hal tersebut bukan tanpa maksud. Ia sangat menaruh perhatian kepada lingkungan dan bumi.
"Lingkungan yang dibentuk oleh manusia sangatlah kejam. Konsumsi manusia dan penumpukan sampah makin meningkat. Inilah yang seharusnya dilihat," ujar Stella McCartney.
Pemotretan di TPA oleh Stella McCartney (Refinery)
Keputusan Stella Mc Cartney untuk mengambil latar TPA sebagai tempat pemotretannya memang menggambarkan ke arah mana merek Stella McCartney melangkah. Pesan bahwa linkungan haruslah dipelihara dan memilih bahan-bahan ramah lingkungan menjadi sebuah keharusan.
Ketika didirikan pada tahun 2001, sejak awal Stella McCartney selalu menggaungkan bahwa dirinya tidak pernah menggunakan bulu atau kulit hewan. 53 persen busana wanita yang ia hasilkan terbuat dari bahan yang dapat di daur ulang. Di lebih dari satu dekade,
kenapa kita tak mencoba untuk melakukan hal yang sama? Jika seorang desainer kelas dunia saja memberikan sumbangsih terhadap lingkungan,
(ages / wida)
Source: Aura.co.id
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.