Bersama guru pembimbing mereka lalu mengembangkan alat pengaman bagi pengendara hingga menghasilkan Riding Kit S2-HK.
Salah seorang siswa yang ikut membuat alat ini, Taufik Kalfin Ashari (16), menjelaskan dalam 10 tahun terakhir banyak kasus kecelakaan yang melibatkan siswa SMKN 1 Ngawen. Bahkan beberapa di antaranya meninggal dunia.
Para guru dan siswa SMKN 1 Ngawen pun membuat alat bernama Safety Riding Kit S2-HK yang menggunakan basis micro controler arduino nano. Alat ini berfungsi mengamankan kendaraan dari pengguna yang tidak membawa SIM, STNK, bahkan tidak menggunakan helm. Pasalnya motor hanya bisa hidup jika pengguna memiliki dan membawa SIM serta menggunakan helm.
Source: Okezone.com
GUNUNGKIDUL - Kasus kecelakaan terhadap pelajar atau kalangan di bawah umur menjadi keprihatinan tersendiri bagi para siswa dan guru SMK di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Jika salah satu di antara perangkat tersebut tidak ada, jangan berharap bisa mengendarai motor. Tentunya ada peralatan yang harus dipasang di sepeda motor untuk membaca data SIM milik pengguna atau pemilik sepeda motor.
Penyebabnya, mereka belum cukup matang dalam membawa sepeda motor, salah satu indikatornya tidak memiliki SIM. Selain itu, kecelakaan berakibat fatal terjadi karena siswa tidak menggunakan helm.
Sistem kerja alat terbilang sederhana dan unik. Untuk menghidupkan mesin sepeda motor, pengguna harus menempelkan SIM dan STNK di bagian tertentu dari motor. Sementara untuk helm, tali pengamannya harus terpasang dengan sempurna.
"Ide awalnya karena prihatin melihat banyaknya kasus kecelakaan," ungkap Taufik, Rabu 11 Januari 2017.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.