Lifestyle : Jodoh Idaman untuk yang Sudah "30-an"

Jannet 11.48
Jodoh Idaman untuk yang Sudah "30-an"
Ilustrasi pasangan kekasih. FOTO/Istock

Baca juga artikel terkait BIRO JODOH atau tulisan menarik lainnya Arman Dhani 

Bekerja atau mencari jodoh? Mungkin pada 14 Februari ini barangkali waktu yang tepat untuk memikirkan prioritas. Bagi milenial pernikahan semestinya tidak merepotkan. dan juga restu. kriteria pasangan, misalnya biaya, Ini punya imbas pada pertimbangan terhadap keinginan menikah, meski juga tidak terlalu tinggi. Banyak kelompok milenial di bawah usia 30 di kota besar memiliki penghasilan yang cukup, Sebelumnya Tirto menulis tentang kompromi milenial Indonesia dalam hal pernikahan.

baik secara pembiayaan pernikahan maupun calon yang akan dinikahi. Selain itu menikah merupakan hal yang sangat dipikirkan bagi milenial, kepribadian dan tampilan menjadi kriteria utama dalam mencari pasangan. bagi laki-laki berusia di bawah 30 tahun, Sedangkan, agama tetap menjadi kriteria utama dalam memilih pendamping. Berdasarkan jenis kelamin bagi perempuan di bawah usia 30 tahun,

bisa diajak diskusi dan bertanggung jawab merupakan lima kriteria utama yang dicari dari seorang pendamping di kelompok usia ini. kemapanan, agama, Selain cerdas, pasangan yang cerdas adalah kriteria yang paling utama. Pada kelompok usia kurang dari 30 tahun, Pasangan-pasangan muda ini memiliki prioritas kriteria yang berbeda dengan kelompok usia di atas 30 tahun. Sedangkan 23,6 persen responden menyatakan terakhir kali memiliki pasangan 7-12 bulan yang lalu. Dari riset mandiri Tirto diketahui sebanyak 64,8 persen responden menyatakan terakhir kali mereka memiliki pasangan lebih dari 12 bulan yang lalu.

Tentang perilaku generasi milenial ini bisa dibaca dalam laporan khusus Tirto tentang Bukan Generasi Pemalas. tidak selalu demikian. Padahal, dan tidak setia. Generasi milenial sering dicap sebagai generasi galau,

Ini sama sekali berbeda dengan kelompok usia milenial di awal 20an yang sangat kaya dengan kisah asmara. namun kesepian dalam hal afeksi. mapan secara finansial, Kebanyakan kelompok usia ini tercerabut dalam urusan asmara, tetapi tidak mampu memelihara atau memulai hubungan romantik serius. Mereka mampu melayani klien atau rekan kerja dengan baik, Mereka yang sejak muda fokus mengejar karier kerap kali tidak memiliki kemampuan sosial yang baik. Kelompok usia milenial yang masuk dalam kategori usia akhir 20an dan awal 30an memang mengalami dilema.

karena membantah berbagai stereotip yang ada pada milenial. Hasilnya mengejutkan, Mereka bertanya tentang apa saja yang diinginkan milenial dan bagaimana mereka memandang pekerjaan. Peserta riset ini berusia dari 20-34 tahun. termasuk di antaranya 8.000 rekan kerja Manpower Group dan lebih dari 1.500 manajer. Riset kuantitatif dilakukan di 25 negara yang menyertakan 19.000 milenial, ManpowerGroup melakukan riset mendalam tentang stigma terhadap para milenial. Tirto juga pernah membahas tentang perilaku kelompok usia Milenial yang merasa karir adalah prioritas utama daripada sebuah hubungan romantis.

Jodoh Idaman untuk yang Sudah "30-an"
INFOGRAFIK Mencari Pasangan

Sementara berdasarkan tingkat pendidikan 50,9 persen responden memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK hanya 2,5 persen responden yang memiliki pendidikan terakhir S2. Profil responden berdasarkan jenis kelamin diketahui mayoritas responden dengan usia di bawah 30 tahun adalah perempuan sebanyak 62,3 persen. yang  saat survei berlangsung sedang tidak dalam hubungan. Responden berjumlah 318 dengan rentang usia responden 18 sampai dengan 30 tahun, Tirto juga melakukan survei untuk responden yang berusia di bawah 30 tahun.

daripada pasangan untuk mengembangkan diri dan mencari rekan setara yang bisa diajak hidup bersama. laki-laki yang mapan barangkali lebih membutuhkan pasangan untuk rekan merawat rumah, Tetapi tentu ini hanya sekedar pertimbangan, suka anak-anak dan keibuan. seperti pandai memasak, responden laki-laki juga memilih pasangan yang bisa mengurus rumah tangga, Selain itu, agama yang sama merupakan kriteria paling utama dalam memilih responden. untuk responden laki-laki, Berbeda dengan responden perempuan,

cerdas dan berpikiran terbuka merupakan syarat mutlak. memiliki agama yang sama, Selain itu bagi mereka yang belum terlalu mapan kriteria karier yang baik, tetapi bisa menjadi gambaran umum alasan mengapa perempuan matang dan mapan mencari pasangan yang bertanggung jawab. Ini tentu tak bisa dijadikan justifikasi, bagi mereka pasangan yang bertanggung jawab dan bisa diandalkan merupakan prioritas utama. materi bukan masalah, menyebut mereka yang berusia di atas 30 tahun biasanya telah mapan, Sweetingham, Mengapa bertanggung jawab? kriteria yang paling utama dalam memilih pendamping adalah memiliki sifat bertanggung jawab. untuk responden perempuan, Bila dilihat berdasarkan gender,

mapan dan berpikiran terbuka. bertanggung jawab, empat kriteria utama lainnya adalah cerdas, Selain itu, kriteria paling utama adalah agama yang sama. Dalam survei yang kami lakukan ditemukan bagi mereka yang berusia di atas 30 tahunan, Hal serupa juga ditemukan dalam riset Tirto. penampilan fisik dan kondisi keuangan kadang bukan prioritas dalam mencari pasangan. Namun, Sweetingham mengungkap bagi mereka yang berusia matang di atas 30 tahun, apalagi di Indonesia. Ini tentu tak merepresentasikan seluruh populasi orang lajang di dunia,

susah mencari pasangan karena dianggap teralu sukses. terutama perempuan mapan, Banyak dari kliennya, Tapi uang yang banyak menurut Sweetingham tidak menjamin seseorang bisa mendapakan jodoh atau pasangan. untuk jasa paling sederhana ia mematok harga £10,000. makcomblang ini menetapkan tarif yang tidak murah, Mereka yang mencari bantuan Sweetingham bukan orang sembarangan, pengalamannya selama lebih dari dua dekade membuatnya sangat paham tentang kondisi psikologis para pencari jodoh. mengungkapkan, seorang makcomblang yang menjalankan biro jodoh bernama Gray & Farrar di Inggris, Virginia Sweetingham,

Sedangkan 2,8 persen responden menyatakan belum pernah memiliki pasangan. Sebanyak 62,5 persen responden menyatakan terakhir kali mereka memiliki pasangan lebih dari 12 bulan yang lalu. sementara hanya 1,4 persen yang memiliki pendidikan terakhir S3. Berdasarkan pendidikan terakhirnya mayoritas responden pada riset ini memiliki pendidikan terakhir S1 sebanyak 61,1 persen, Responden wanita sebanyak 51,4 persen dan 48,6 persen sisanya adalah laki-laki. Jumlah responden pria dan wanita dalam riset ini cukup berimbang.

Ada 72 orang yang berusia di atas 30 tahun dengan rentang usia responden berkisar mulai dari 30-45 tahun dan tentu saja saat survei berlangsung dalam status lajang. Jenis data yang diolah adalah data kuantitatif yang berkisar dari 11 jenis pertanyaan. Tujuannya untuk melihat melihat preferensi responden dalam memilih pasangan dengan instrumen penelitian kuesioner dan jenis sampel random sampling serta memanfaatkan metode sampel Non Probability Sampling. tim riset Tirto melakukan survei kepada lebih dari 390 responden. Untuk itu,

Tentu pilihan ini jatuh pada mereka yang lajang. usia 30 adalah momen di mana mereka mesti memilih antara menemukan pasangan atau melaju dengan apapun yang tengah dijalani saat ini. Tapi bagi banyak yang lain, atau sesederhana memulai cicilan KPR. mengembangkan karier, entah menikah, seseorang akan memilih keputusan paling penting dalam hidupnya ketika ia berusia 30 tahun, Beberapa orang berkata, Mengapa tiga puluh tahun? tim riset Tirto melakukan suvei tentang kriteria pasangan bagi mereka yang berusia di atas 30 tahun. Sepanjang Januari hingga pertengahan Februari 2017,

Lantas bagaimana sebenarnya pasangan idaman menurut pembaca Tirto? jatuh cinta bisa sangat merepotkan. kemudian menyusun kriteria-kriteria pasangan yang ajeg, belajar, tetapi jika Anda memutuskan untuk kuliah, pilihan akan sependek dua jalan itu, Jika Anda cukup beruntung, atau mengembangkan karier. menjalani hubungan, Anda akan membuat prioritas, jatuh cinta bisa sangat menyusahkan. memiliki pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga, Tapi ketika anda telah berusia 30 tahun, merawat cinta itu susah. Jatuh cinta itu mudah,


Source: tirto.id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.