™ Liontin Ini Jadi Perhiasan Tertua di Nusantara Berumur 30.000 Tahun,

Jannet 20.04
Berumur 30.000 Tahun, Liontin Ini Jadi Perhiasan Tertua di Nusantara
Tulang kuskus yang menjadi bagian liontin beryusia 22.000 tahun di Sulawesi.

Penulis: Yunanto Wiji Utomo Editor: Yunanto Wiji Utomo

Itu menambah satu alasan lagi tentang mengapa karst harus dilindungi. "Karst menyimpan sejarah peradaban kita," kata Shinatria.

seperti Gunung Sewu. Kekayaan itu tak hanya tersimpan di Maros tetapi bahkan juga di karst jawa, penemuan ini menunjukkan kekayaan arkeologi kawasan karst. Di sisi lain,

ilmuwan bisa memperkirakan kemampuan manusia saat itu sehingga bisa menguraikan bagaimana mereka bermigrasi. Dengan mengetahui tingkat kemajuan peradabannya,

Kita baru menemukan jejak peradabannya," kata Shinatria. kita belum menemukan fosil manusia. "Tapi sampai sekarang, Sulawesi diduga menjadi salah satu titik yang dilewati.

temuan ini juga bermanfaat untuk mengurai kisah migrasi manusia dari Asia timur melewati nusantara ke Australia. Selain menjadi petunjuk kecerdasan seni,

"Tradisi bersolek itu malah mungkin lebih tua dari tradisi membuat lukisan gua," lanjutnya Iwan yang bersama Shinatria juga terlibat riset.

arkeolog Universitas Hasanuddin. "Temuan ini menunjukkan bahwa tradisi bersolek sebagai salah satu bentuk berkesenian telah berkembang puluhan ribu tahun," imbuh Iwan Sumantri,

Itu menambah satu alasan lagi tentang mengapa karst harus dilindungi. "Karst menyimpan sejarah peradaban kita," kata Shinatria.

seperti Gunung Sewu. Kekayaan itu tak hanya tersimpan di Maros tetapi bahkan juga di karst jawa, penemuan ini menunjukkan kekayaan arkeologi kawasan karst. Di sisi lain,

ilmuwan bisa memperkirakan kemampuan manusia saat itu sehingga bisa menguraikan bagaimana mereka bermigrasi. Dengan mengetahui tingkat kemajuan peradabannya,

Kita baru menemukan jejak peradabannya," kata Shinatria. kita belum menemukan fosil manusia. "Tapi sampai sekarang, Sulawesi diduga menjadi salah satu titik yang dilewati.

temuan ini juga bermanfaat untuk mengurai kisah migrasi manusia dari Asia timur melewati nusantara ke Australia. Selain menjadi petunjuk kecerdasan seni,

"Tradisi bersolek itu malah mungkin lebih tua dari tradisi membuat lukisan gua," lanjutnya Iwan yang bersama Shinatria juga terlibat riset.

arkeolog Universitas Hasanuddin. "Temuan ini menunjukkan bahwa tradisi bersolek sebagai salah satu bentuk berkesenian telah berkembang puluhan ribu tahun," imbuh Iwan Sumantri,

penemuan liontin dari tulang hewan membuktikan bahwa "manusia yang tinggal di gua-gua di Sulawesi saat itu sudah punya daya seni tinggi." Shinatria mengungkapkan,

"Dengan temuan itu para ahli mulai melihat wilayah kita sebuah potensi yang sangat besar di bidang lukisan gua," kata arkeolog Hary Truman Simanjuntak. Temuan itu mengubah pandangan arkeolog dunia tentang Indonesia.

dinyatakan sebagai gambar cadas tertua di dunia berdasarkan publikasi penelitian di jurnal nature pada 9 Oktober 2014. Gambar cadas itu berusia 40.000 tahun,

Sulawesi Selatan. Maros, Temuan lain yang menjadi petunjuk perkembangan seni di nusantara adalah gambar cadas di Leang Timpuseng,

kita tidak tahu," katanya kala itu. Apa tujuan dari orang yang membuatnya, Ini adalah cara untuk mengekspresikan diri. "Ini adalah gambar purba.

goresan zigzag dibuat secara sengaja oleh Homo erectus yang hidup di situs yang terletak di Jawa Tengah tersebut. Ia mengatakan,

menemukan goresan berbentuk zig zag pada cangkang kerang Pseudodon vondembuschianus trinilensis dari situs Trinil. peneliti pada Fakultas Arkeologi di Universitas Leiden, Josephine CA Jordens, Tahun 2014,

ketika Homo sapiens bahkan belum ada. Seni di nusantara sendiri - walaupun bisa diperdebatkan - bisa dirunut hingga ratusan ribu tahun lalu,

menambah jelas kisah sejarah perkembangan seni di nusantara. Penemuan itu menjadi pelengkap dari sejumlah temuan sebelumnya,

Rabu (5/4/2017). "Tulang hewan tersebut bisa dikatakan perhiasan tertua di nusantara," katanya ketika dihubungi Kompas.com,

mengungkapkan bahwa temuan tersebut punya arti penting bagi sejarah nusantara. Shinatria Adhityatama, Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional,

Mereka menemukan tulang jari kuskus yang sudah dilubangi serta tulang babirusa dan kuku elang yang diubah jadi perhiasan.

Sulawesi Selatan. kawasan karst Maros, Tim arkeolog dari Indonesia dan Australia menemukan jejak kecerdasan manusia Indonesia masa lalu itu di Leang Bulu Bettue,

digantungkan pada leher dengan tali yang terbuat dari bahan kulit kayu. manusia Indonesia menyulap tulang-tulang hewan menjadi liontin, Pada masanya,

KOMPAS.com - Manusia Indonesia sudah pandai membuat perhiasan sejak 30.000 tahun lalu alias sejak bumi masih mengalami zaman es.


Source: Kompas.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.