™ Klaim ihwal Gaj Ahmada berujung satire

Jannet 04.21
Klaim ihwal Gaj Ahmada berujung satire
Benarkah Gadjah Mada adalah seorang Muslim? Bagaimana perdebatannya? Mengapa berujung satire?

2017 #MeluruskanSejarah pic.twitter.com/1B8XJVeeYX— HOTU PURU (@Arie_Kriting) June 17, Ternyata Aristoteles aslinya seorang pemimpin yang bernama Ar Rais Atta Tholaisa dan berasal dari Kesultanan Nero.

2017 Meluruskan sejarah: sesungguhnya Harry Potter itu nama aslinya Syaikh Al-Harits ibn Yaqub Al Fathur— RDX (@radixhidayat) June 17,

2017 Hamdalah~ pic.twitter.com/iYY19SMt1j— gopank (@rappinflat) June 16, Meluruskan sejarah: Sesungguhnya nama asli dari Karl Marx adalah Hadratus Syaikh Khair El Marq.

2017 Metallica dulunya grup qasidahan ????#MeluruskanSejarah pic.twitter.com/wJfds2YbL4— yunantyo (@yunantyo76) June 18,

2017 Doraemon dulu namanya Doerrahman ????#MeluruskanSejarah pic.twitter.com/1DalKO32Bv— yunantyo (@yunantyo76) June 18,

meminjam tajuk status nan viral ihwal Gaj Ahmada.
Meme itu kerap pula berseliweran dengan kata kunci "Meluruskan Sejarah",

Satu respons menarik adalah munculnya meme satire (sindiran) yang menyebut nama-nama tokoh nonmuslim (fiksi maupun riil) sebagai seorang Muslim.

2017 mengklaim Gaj Ahmada dan Kesultanan Majapahit.— Angga Aneksi (@Angga_Aneksi) June 18, melalui Metode Cocokologi, Lagi2 penghuni bumi datar bikin gebrakan yg konyol.

Mereka yang berposisi demikian umumnya menganggap wacana "Gaj Ahmada" dibangun dari analisis cocokologi (baca: asal mencocokkan).

mereka meyakini catatan sejarah resmi--Majapahit sebagai kerajaan Hindu-Buddha. Sebaliknya, banyak juga yang meragukan klaim itu. Di titik berbeda,

Hal itu antara lain terlihat lewat penyebaran status Arif Barata oleh blog macam Yes Muslim dan Portal Islam--tautannya sering dibagikan di media sosial. terutama mereka yang kerap berkomentar menggunakan sentimen keagamaan. Kubu pertama adalah para pendukung wacana ini,

topik ini telah memicu pembelahan dua kubu. di media sosial, Bagaimana pun,

Tri Gangga. kemungkinan besar ada untuk menyebarkan agama ke Kerajaan Majapahit," kata Kepala Bidang Pengumpulan dan Pengkajian Museum Nasional, "Kalau uang dengan ada tulisan Arab, Jakarta. Gambar koin itu juga terlihat dalam brosur Museum Nasional,

Ia percaya para pedagang Islam itulah yang membawa koin-koin bertuliskan syahadat. tapi banyak juga pedagang Islam yang tinggal menetap dan meninggal di situ," katanya. "Situasi kerajaannya (Majapahit) di tahun 1293 memang banyak yang beragama Hindu,

menyebut hal itu lumrah belaka. Ali Akbar, Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia, Namun, Adapun koin-koin bertuliskan syahadat pada masa Majapahit--juga diklaim sebagai bukti dalam status nan viral--memang benar adanya.

dikutip kumparan.com. nama Gaj Ahmada tidak ada dalam catatan mana pun," ujar Bambang, "Tidak benar itu, Peneliti Pusat Arkeologi Nasional. Salah seorang yang membantah adalah Bambang Budi Utomo,

klaim status viral soal Gadjah Mada juga beroleh bantahan. Di sisi lain,

riset Herman sudah dilirik sebagian orang sebagai rujukan sejarah alternatif. dari gelagat yang terlihat di media sosial, Meski ada beda klaim,

Dalam buku tertulis GAJAH-AHMADA," tulisnya (17/6). Misalnya penjelasan tentang GAJ-AHMADA. "Sepanjang bacaan kami status viral tersebut beberapa hal tidak terdapat pada buku kami. Beda klaim itu antara lain soal penulisan Gadjah Mada.

Hal itu termuat dalam kolom komentar di status Facebook milik Ashad Kusuma Djaya. Herman menyampaikan ihwal beda klaim antara bukunya dan status nan viral di media sosial. Sabtu (17/6),

Herman tak memerinci sumber silsilah yang dimaksud. Meski demikian, silsilah itu menyebut Raden Wijaya dan raja-raja Jawa sebelumnya merupakan seorang muslim. Konon, Herman mengaku punya bukti silsilah yang menerangkan Gadjah Mada sebagai Muslim. Pun,

Cerita-cerita di dalamnya selama ini hidup di bawah sadar orang Jawa (cerita lisan dan tradisi)," kata dia. Isinya menyimpulkan baik Majapahit maupun Singasari adalah kerajaan Islam. "Naskah masih ada di Museum Sonobudoyo. dengan tebal sekitar 4 ribu halaman. Salah satu yang disebutnya sebagai rujukan adalah empat jilid Babad Majapahit,

dengan merujuk pada cerita lisan dan manuskrip. menyebut kesimpulan Majapahit sebagai kerajaan Islam berangkat dari keyakinan terhadap tradisi Jawa, seperti dilansir Tirto.id (18/6), Herman,

memang diisi oleh anak-anak muda yang gandrung wacana alternatif. kata Ashad, Adapun LHKP-PDM Yogyakarta,

dikutip detikcom. Hasil kajian itu ditulis menjadi buku," ujar Ashad, dengan mendatangkan beberapa pembanding. "Penelitian dilakukan oleh Mas Herman dan dibuat kajiannya oleh LHKP,

membenarkan bahwa pihaknya pernah memfasilitasi penelitian Herman soal Majapahit sebagai kesultanan Islam. Ashad Kusuma Djaya, Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kota Yogyakarta,

Yogyakarta. dan tercatat pernah menempuh studi di Universitas Gadjah Mada, seorang pemerhati budaya Jawa, Kedua buku itu ditulis Herman Sinung Janutama,

Lembaga termaksud memang pernah terlibat penerbitan buku bertema Majapahit dan Islam yakni Kesultanan Majapahit: Fakta Yang Tersembunyi (2010) dan Fakta Mengejutkan Majapahit Kerajaan Islam (2014).

sebagai sumber rujukan klaimnya. Arif juga menuliskan nama Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta,

"Mereka menyebutnya Gajahmada untuk memudahkan pengucapan dan belakangan ditulis terpisah menjadi Gajah Mada (walaupun hal ini salah)" tulis akun yang mencantumkan Universitas Islam Malang (Unisma) sebagai almamaternya itu.

antara lain soal "salah pengucapan" dari orang-orang pada masa lampau saat menyebut Gadjah Mada. Ada lima pokok yang ditulis Arif dalam statusnya,

Kamis (15/6). Arif mengirim status "Meluruskan Sejarah", Merujuk sejumlah tangkapan layar yang menyebar di media sosial,

status tersebut telah dihapus oleh Arif. Akan tetapi, Okezone menyebut akun itulah yang mula-mula menyebarkan wacana ini.

Dalam sejumlah status yang menyebar di media sosial tercantum nama Arif Barata sebagai penulisnya. klaim itu berembus di Facebook lewat tulisan bertajuk "Meluruskan Sejarah". Pantauan Beritagar.id menunjukkan,

dan Majapahit sebagai kesultanan Islam. Klaim itu menyebar beriring wacana Gadjah Mada adalah seorang muslim, Mahapatih Kerajaan Majapahit. Kata kunci itu diklaim sebagai nama asli dari Gadjah Mada,

Kata kunci "Gaj Ahmada" sering tertulis di jagat media sosial beberapa hari terakhir.


Source: Beritagar.id

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.