tapi melebur jadi anugerah hasilnya adalah gelar juara di mana-mana? Prestasi mereka yang kemudian menjadi pemahaman bahwa sebuah perbedaan yang tak pernah meletup jadi sengketa,
Adakah yang lebih indah dari paduan ganda campuran kebanggaan Indonesia ini? Kemudian Tomi mengajak kita bertanya pada diri masing-masing.
Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir adalah padu-padan Indonesia dalam arti sebenar-benarnya. Owi dan Butet menjelma menjadi wajah Indonesia. Minggu malam kemarin, Di balik keriuhan penonton di Jakarta Convention Center,
Luar biasa. Gelar juara Indonesia Open akhirnya mereka dapatkan juga. Owi dan Butet mempertemukan dahaga dengan peleganya. usai Tomi menyaksikan pemandangan di ruang pemain itu, Dua jam kemudian,
di sebelahnya ada Butet yang menyilangkan isyarat salib di dadanya. Tomi mendeskripskikan secara jelas bagaimana Owi dan Butet bersyukur dengan cara masing-masing usai memenangi sebuah pertandingan: Owi menengadahkan tangan dan mengucap syukur,
yaitu; kebaikan. namun hanya satu pinta mereka, Mungkin cara mereka berdoa berbeda, lahir dan besar dari keluarga Katolik yang taat. Ia keturunan Tionghoa, Sulawesi Utara. Sementara Butet kelahiran Manado, Ia lahir dan besar di keluarga Muslim dan bahkan menyukai bulutangkis ketika belajar di pesantren. Jawa Tengah. Owi merupakan kelahiran Banyumas, Sekadar menyegarkan ingatan Anda,
seperti yang pernah ditulis oleh Tomi. kematangan dalam mengatasi perbedaan, kekompakan, Owi yang seorang Muslim dan Butet yang seorang Katolik nyatanya bisa meraih juara dan mendapat hadiah miliaran rupiah adalah buah dari kerja keras, Setidaknya begitulah yang mungkin bisa digambarkan dari dua sosok pasangan ganda campuran ini. apa lagi jadi sandungan. Perbedaan bukan halangan,
Butet membuka iPad dan tekun menyimak video pertemuan lamanya dengan calon lawannya itu," tulis Tomi. dua meter darinya, Sementara di meja besar, dengan kaos merah yang akan dipakainya di lapangan. saya melihat Tontowi salat sendirian di sudut ruangan, "Saat maghrib tiba,
Sementara Butet dengan cermatnya menyimak video pertemuan lamanya dengan calon lawannya nanti. Tomi yang kebetulan sedang melihat-lihat ke ruang pemain Indonesia mendapati Owi sedang salat di sudut ruangan. ketika partai final putri sedang berlangsung, Jelang waktu berbuka puasa,
Tomi mem-posting sebuah potret yang kemudian menjadi fragmen bagaimana Owi dan Butet menghabiskan waktunya sebelum bertanding. Di akun Facebook pribadinya, Tomi Lebang. pemandangan soal keberagaman mereka berhasil diabadikan oleh salah seorang mantan wartawan, Sebelum jauh melangkah ke tengah riuh arena pertandingan,
Pasalnya keduanya tak pernah menang di kejuaraan ini selama mereka berduet jadi pasangan ganda campuran. Mereka berusaha melepas dahaga akan gelar juara di turnamen Indonesia Open Super Series Premier. Owi dan Butet kembali berjuang. Minggu malam (18/6/2017) kemarin,
tetapi apa yang tergambar dari atlet tersebut pun tak kalah penting dan bernilai dari sebuah piala. Gelar juara memang penting bagi seorang atlet,
sosial dan budaya untuk bersama-sama berjuang ke depan." politik, semua setara dan memiliki hak yang sama dalam bidang ekonomi, Sekali menjadi WNI, etnis tidak relevan lagi. apapun agamanya, "Bila kita berbicara soal perjuangan Indonesia,
Seperti kata Bonar Tigor Naipospos dari Setara Institute for Democracy and Peace:
Keberagaman yang telah menemani Indonesia dari masa ke masa. Owi dan Butet adalah miniatur dari keberagaman yang diagung-agungkan di Indonesia. Setidaknya,
pasangan ganda campuran yang pertama kali dipasangakan pada 2010 ini juga menjelma jadi wajah Indonesia. Terlepas dari gelar juara dan sederet prestasi mentereng lainnya yang dimiliki oleh Owi-Butet,
Cici lebih unggul kok (permainan) depannya." Cik Butet tenang saja jaga di depan. Saya siap back-up di belakang. cik. "Saat itu Owi -- panggilan akrab Tontowi-- berkata kepada saya Nggak apa-apa, Butet --sapaan akrab Liliyana-- bercerita seperti dikutip situs resmi PBSI.
di final Olimpiade Rio 2016 lalu. Chan Peng Soon dan Goh Liu, ketika mereka berhadapan dengan pasangan Malaysia, Liliyana Natsir, Itu adalah ucapan Tontowi Ahmad kepada pasangan ganda campurannya, Masih ingat dengan kalimat di atas?
'Cik Butet tenang saja jaga di depan'
Source: kumparan
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.