Dia mengajak Pilkada ini diisi dengan adu program dan tidak berdagang fitnah serta kebohongan.
Astiruddin menganjurkan agar semua pihak menghormati orang yang sudah wafat.
orang yang sudah meninggal saja hendak ditarik-tarik dalam sebuah persekongkolan jahat demi memenangkan pilkada," ujarnya. Anda bisa bayangkan, Seseorang yang sudah wafat beberapa waktu lalu. "Di situ tercantum nama Gus Suyadi.
Tuduhan bahwa seolah-olah kliennya menerima uang menurutnya tak terbukti karena tak ada saksi dan bukti. Selama dua tahun menurut Astiruddin kasus ini mengendap.
Tuduhan itu terbukti bohong setelah PPATK tak menemukan bukti atas kasus tersebut," ujarnya. "Lalu mereka ubah lagi dengan mengatakan uang diserahkan dalam bentuk cek.
Namun setelah Rano Karno diperiksa PPATK hal itu tidak terbukti. Astiruddin mengatakan dua tahun lalu isu mengenai ini juga sempat muncul.
Minggu (12/2/2017). saat dikonfirmasi, kuasa hukum dari calon gubernur Rano Karno, "Terkait dengan beredarnya fotokopi kuitansi seseorang yang mengatasnamakan Rano Karno adalah kelanjutan fitnah yang sengaja dilakukan pihak lawan dalam konteks pemilihan gubernur," kata Astiruddin Purba,
ada tanda tangan seseorang bernama Gus Suyadi. Di atas meterai, gambar fotokopi kuitansi dengan jumlah Rp 1,5 miliar yang didalamnya menyatakan sebagai titipan untuk disampaikan ke Rano Karno sebagai pembayaran komitmen. Beredar di internet dan aplikasi komunikasi,
Source: detikcom
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.