Mengenang 12 Tahun Tsunami Aceh

Jannet 07.41
tsunami aceh. ©AFP Photo
Mengenang 12 tahun tsunami Aceh. Usai zikir, Soedarmo, Malik Mahmud dan sejumlah pejabat lainnya menabur bunga di lokasi pertama dikuburkan jenazah korban tsunami. Sedangkan warga lainnya juga ikut menabur bunga dan larut dalam doa dan isak tangis kesedihan mengenang tragedi bencana tsunami 12 tahun silam.

Merdeka.com - Bangsa Indonesia kemarin memperingati 12 tahun tsunami, Senin (26/12). Ribuan warga Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, mengenangnya dengan zikir dan berziarah ke kuburan massal. Ikut hadir juga Plt Gubernur Aceh Mayjen TNI (Purn) Soedarmo didampingi pejabat Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud menziarahi kuburan massal. Soedarmo tiba di lokasi pukul 08.00 WIB bersama istrinya, langsung bergabung dengan warga melakukan zikir bersama. 

Usai zikir, Soedarmo, Malik Mahmud dan sejumlah pejabat lainnya menabur bunga di lokasi pertama dikuburkan jenazah korban tsunami. Sedangkan warga lainnya juga ikut menabur bunga dan larut dalam doa dan isak tangis kesedihan mengenang tragedi bencana tsunami 12 tahun silam. 

"Adapun tujuan kita memperingati peristiwa gempa dan tsunami ini bukanlah untuk membuka kembali kesedihan dan luka lama, melainkan untuk membangkitkan semangat kita agar lebih meningkatkan keimanan kepada Allah SWT," kata Soedarmo. 

Selain itu, kata dia, juga bertujuan untuk menyadarkan semua pihak supaya lebih peduli pada lingkungan dan senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang kebencanaan. 

Dia meminta kepada kabupaten dan kota se-Aceh agar membuat Standard Operating Procedure (SOP) mitigasi bencana. Mengingat Aceh merupakan daerah rawan terhadap berbagai macam bencana alam. 

"Pemerintah perlu ada SOP dan konsep-konsep penyelamatan bila terjadi bencana. Ini perlu segera dipikirkan," tutur Soedarmo. 

Menurutnya, dengan adanya SOP mitigasi kebencanaan, setidaknya bisa mencegah banyak jatuh korban jiwa. Selain itu, saat bencana datang, semua mengetahui cara mengatasinya. 

"Ini yang belum ada, ketika terjadi bencana, kita kebingungan," ungkap Soedarmo. 

Oleh karena itu, Soedarmo mengajak melalui peringatan 12 tahun gempa dan tsunami Aceh, menjadi landasan untuk membuat konsep penanganan kebencanaan yang cepat dan baik. "Paling tidak bisa menyelamatkan nyawa, itu yang penting," kata dia. 

Soedarmo mencontohkan Jepang dan China lebih siap warganya dalam menghadapi berbagai macam bencana, khususnya bencana tsunami. "Kita juga harus menuju ke sana, selalu siap menghadapi bencana," imbuhnya. 

Dia menambahkan manusia juga turut berperan mendatangkan bencana, karena terjadi kerusakan alam hingga terjadi bencana banjir dan longsor. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Soedarmo mengajak semua pihak agar dapat menahan diri dari segala perbuatan yang berpotensi merusak alam lingkungan. 

"Mari kita jadikan momentum peringatan tsunami ini untuk melahirkan perilaku positif dalam diri kita agar lebih peduli menjaga alam lingkungan," tutupnya. 

Sementara itu imam Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue, Tgk Bukhari mengatakan, di kuburan massal ini ada 14.264 jasad disemayamkan secara massal. Sebelumnya, di lokasi seluas 1 hektare ini berdiri rumah sakit Meuraxa, Banda Aceh. 

"Di kuburan massal ini ada kuburan anak-anak dan dewasa, semua dikuburkan secara massal, menggunakan becko waktu itu," kata Tgk Bukhari. 

Bencana tsunami di Aceh terjadi pada 26 Desember 2004 lalu bertepatan pada tanggal 14 Dzulqaida 1425 Hijriah berdasarkan tahun Islam. Salah satu bencana terdahsyat di dunia ini telah memakan korban jiwa mencapai 280 ribu jiwa dan semua bangunan rata dengan tanah di Banda Aceh.

Source: Merdeka.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.