jadi sebenarnya asal kita mentaati rekomendasi yang diberikan badan geologi yakni 100 meter itu dengan aktifitas kegempaan yang ada itu tidak masalah," pungkas Agus Budianto. "Ancaman letusan sebenarnya hanya terjadi di sekitar wilayah itu saja,
Maka Badan Mitigasi Gerakan Tanah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun mengimbau jika ingin berwisata ke kawah masyarakat diimbau mengikuti peraturan yakni berada minimal 100 meter dari kawah tersebut.
Agus Budianto memaparkan sebenarnya letusan tersebut bisa saja tidak menimbulkan korban jiwa karena sudah ada peringatan mengeai adanya peingkatan aktivitas kawah.
memang catatan sejarahnya itu gunung api yang mengancam," ungkap Agus. yang paling besar terjadi 1944, "Ini bukan yang gedenya,
Sedangkan letusan terbesar terjadi pada tahun 1944 silam.
pada 24 Mei 2017 dan 30 April lalu. Letusan di kawah Sileri ini disebutkan Agus sudah tiga kali terjadi pada tahun 2017 ini,
Tinggi letusan di kawah Sileri kemarin setinggi 150 meter.
Senin (3/7/2017). Jakarta Selatan, di Posko Nasional ESDM Gedung BPH Migas, "Letusan Freatik itu kena kontak panas magma dengan air terjadi peningkatan uap air dan itu biasa keluar," ucap Agus Budianto,
Bentuk letusan menyerupai rebusan air yang sedang mendidih.
Letusan ini terjadi karena adanya pertemuan antara panas magma dan air.
Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agus Budianto menjelaskan letusan yang terjadi kemarin adlah letusan freatik.
namun sebanyak 17 pengunjung harus dilarikan ke rumah sakit akibat terkena lumpur dan masalah traumatik. Beruntungnya tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut,
Minggu (2/7/2017) siang kemarin sekira pukul 12.00 mengalami letusan. Jawa Tengah, JAKARTA - Kawah Sileri di Kawasan Dataran Tinggi Dieng yang terletak di Kabupaten Banjarnegara, TRIBUNNEWS.COM,
Source: Tribunnews.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.